Senin, 05 Desember 2011

Abdul Aziz bin Abdillah Baz - Anggota Kibarul Ulama di Makkah


Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz
Syaikh Bin Baz, menurut Syaikh Muqbil Bin Hadi Al Wadi’i, adalah seorang tokoh ahli fiqih yang diperhitungkan di jaman kiwari ini, sebagaimana Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani juga seorang ulama ahlul hadits yang handal masa kini. Untuk mengenal lebih dekat siapa beliau, mari kita simak penuturan beliau mengungkapkan data pribadinya berikut ini.

Syaikh mengatakan, “Nama lengkap saya adalah Abdul ‘Aziz Bin Abdillah Bin Muhammad Bin Abdillah Ali (keluarga) Baz. Saya dilahirkan di kota Riyadh pada bulan Dzulhijah 1330 H. Dulu ketika saya baru memulai belajar agama, saya masih bisa melihat dengan baik. Namun qodarullah pada tahun 1346 H, mata saya terkena infeksi yang membuat rabun. Kemudian lama-kelamaan karena tidak sembuh-sembuh mata saya tidak dapat melihat sama sekali.
Musibah ini terjadi pada tahun 1350 Hijriyah. Pada saat itulah saya menjadi seorang tuna netra. Saya ucapkan alhamdulillah atas musibah yang menimpa diri saya ini. Saya memohon kepada-Nya semoga Dia berkenan menganugerahkan bashirah (mata hati) kepada saya di dunia ini dan di akhirat serta balasan yang baik di akhirat seperti yang dijanjikan oleh-Nya melalui nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasallam atas musibah ini. Saya juga memohon kepadanya keselamatan di dunia dan akhirat.
Mencari ilmu telah saya tempuh semenjak masa anak-anak. Saya hafal Al Qur’anul Karim sebelum mencapai usia baligh. Hafalan itu diujikan di hadapan Syaikh Abdullah Bin Furaij. Setelah itu saya mempelajari ilmu-ilmu syariat dan bahasa Arab melalui bimbingan ulama-ulama kota kelahiran saya sendiri. Para guru yang sempat saya ambil ilmunya adalah:

· Syaikh Muhammad Bin Abdil Lathif Bin Abdirrahman Bin Hasan Bin Asy Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab, seorang hakim di kota Riyadh.

· Syaikh Hamid Bin Faris, seorang pejabat wakil urusan Baitul Mal, Riyadh.

· Syaikh Sa’d, Qadhi negeri Bukhara, seorang ulama Makkah. Saya menimba ilmu tauhid darinya pada tahun 1355 H.

· Samahatus Syaikh Muhammad Bin Ibrahim Bin Abdul Lathief Alu Syaikh, saya bermuzalamah padanya untuk mempelajari banyak ilmu agama, antara lain: aqidah, fiqih, hadits, nahwu, faraidh (ilmu waris), tafsir, sirah, selama kurang lebih 10 tahun. Mulai 1347 sampai tahun 1357 H.

Semoga Allah membalas jasa-jasa mereka dengan balasan yang mulia dan utama.

Dalam memahami fiqih saya memakai thariqah (mahdzab -red) Ahmad Bin Hanbal [1] rahimahullah. Hal ini saya lakukan bukan semata-mata taklid kepada beliau, akan tetapi yang saya lakukan adalah mengikuti dasar-dasar pemahaman yang beliau tempuh. Adapun dalam menghadapi ikhtilaf ulama, saya memakai metodologi tarjih, kalau dapat ditarjih dengan mengambil dalil yang paling shahih. Demikian pula ketika saya mengeluarkan fatwa, khususnya bila saya temukan silang pendapat di antara para ulama baik yang mencocoki pendapat Imam Ahmad atau tidak. Karena AL HAQ itulah yang pantas diikuti.
Allah berfirman (yang artinya -red), “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah dia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul-Nya (As Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (An Nisa:59)”

TUGAS-TUGAS SYAR’I

” Banyak jabatan yang diamanahkan kepada saya yang berkaitan dengan masalah keagamaan. Saya pernah mendapat tugas sebagai:

· Hakim dalam waktu yang panjang, sekitar 14 tahun. Tugas itu berawal dari bulan Jumadil Akhir tahun1357H.

· Pengajar Ma’had Ilmi Riyadh tahun 1372 H dan dosen ilmu fiqih, tauhid, dan hadits sampai pada tahun 1380 H.

· Wakil Rektor Universitas Islam Madinah pada tahun 1381-1390 H.

· Rektor Universitas Islam Madinah pada tahun 1390 Hmenggantikan rektor sebelumnya yang wafat yaitu Syaikh Muhammad Bin Ibrahim Ali Syaikh. Jabatan ini saya pegang pada tahun 1389 sampai dengan 1395 H.

· Pada tanggal 13 bulan 10 tahun 1395 saya diangkat menjadi pimpinan umum yang berhubungan dengan penelitian ilmiah, fatwa-fawa, dakwah dan bimbingan keagamaan sampai sekarang.
Saya terus memohon kepada Allah pertolongan dan bimbingan pada jalan kebenaran dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.

Disamping jabatan-jabatan resmi yang sempat saya pegang sekarang, saya juga aktif di berbagai organisasi keIslaman lain seperti:

Anggota Kibarul Ulama di Makkah.

Ketua Lajnah Daimah (Komite Tetap) terhadap penelitian dan fatwa dalam masalah keagamaan di dalam lembaga Kibarul Ulama tersebut.
Anggota pimpinan Majelis Tinggi Rabithah ‘Alam Islami.

Pimpinan Majelis Tinggi untuk masjid-masjid.

Pimpinan kumpulan penelitian fiqih Islam di Makkah di bawah naungan organisasi Rabithah ‘Alam Islami.

Anggota majelis tinggi di Jami’ah Islamiyah (universitas Islam -red), Madinah.

Anggota lembaga tinggi untuk dakwah Islam yang berkedudukan di Makkah.

Mengenai karya tulis, saya telah menulis puluhan karya ilmiah antara lain:

Al Faidhul Hilyah fi Mabahits Fardhiyah.

At Tahqiq wal Idhah li Katsirin min Masailil Haj wal Umrah Wa Ziarah (Tauhdihul Manasik - ini yang terpenting dan bermanfaat - aku kumpulkan pada tahun 1363 H). Karyaku ini telah dicetak ulang berkali-kali dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa (termasuk bahasa Indonesia -pent).

At Tahdzir minal Bida’ mencakup 4 pembahasan (Hukmul Ihtifal bil Maulid Nabi wa Lailatil Isra’ wa Mi’raj, wa Lailatun Nifshi minas Sya’ban wa Takdzibir Ru’yal Mar’umah min Khadim Al Hijr An Nabawiyah Al Musamma Asy Syaikh Ahmad).

Risalah Mujazah fiz Zakat was Shiyam.

Al Aqidah As Shahihah wama Yudhadhuha.

Wujubul Amal bis Sunnatir Rasul Sholallahu ‘Alaihi Wasallam wa Kufru man Ankaraha.

Ad Dakwah Ilallah wa Akhlaqud Da’iyah.

Wujubu Tahkim Syar’illah wa Nabdzu ma Khalafahu.

Hukmus Sufur wal Hijab wa Nikah As Sighar.

Naqdul Qawiy fi Hukmit Tashwir.

Al Jawabul Mufid fi Hukmit Tashwir.

Asy Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab (Da’wah wa Siratuhu).

Tsalatsu Rasail fis Shalah: Kaifa Sholatun Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, Wujubu Ada’is Shalah fil Jama’ah, Aina Yadha’ul Mushalli Yadaihi hinar Raf’i minar Ruku’.

Hukmul Islam fi man Tha’ana fil Qur’an au fi Rasulillah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam.

Hasyiyah Mufidah ‘Ala Fathil Bari - hanya sampai masalah haji.
Risalatul Adilatin Naqliyah wa Hissiyah ‘ala Jaryanis Syamsi wa Sukunil ‘Ardhi wa Amakinis Su’udil Kawakib.

Iqamatul Barahin ‘ala Hukmi man Istaghatsa bi Ghairillah au Shaddaqul Kawakib.

Al Jihad fi Sabilillah.

Fatawa Muta’aliq bi Ahkaml Haj wal Umrah wal Ziarah.

Wujubu Luzumis Sunnah wal Hadzr minal Bid’ah.”

Sampai di sini perkataan beliau yang saya (Ustadz Ahmad Hamdani -red) kutip dari buku Fatwa wa Tanbihat wa Nashaih hal 8-13.

Akidah Dan Manhaj Dakwah

Akidah dan manhaj dakwah Syaikh ini tercermin dari tulisan atau karya-karyanya. Kita lihat misalnya buku Aqidah Shahihah yang menerangkan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, menegakkan tauhid dan membersihkan sekaligus memerangi kesyirikan dan pelakunya.
Pembelaannya kepada sunnah dan kebenciannya terhadap kebid’ahan tertuang dalam karya beliau yang ringkas dan padat, berjudul At Tahdzir ‘alal Bida’ (sudah diterjemahkan -pent). Sedangkan perhatian (ihtimam) dan pembelaan beliau terhadap dakwah salafiyah tidak diragukan lagi.
Beliaulah yang menfatwakan bahwa firqatun najiyah (golongan yang selamat -red) adalah para salafiyyin yang berpegang dengan kitabullah dan sunnah Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hal suluk (perilaku) dan akhlaq serta aqidah.
Beliau tetap gigih memperjuangkan dakwah ini di tengah-tengah rongrongan syubhat para da’i penyeru ke pintu neraka di negerinya khususnya dan luar negeri beliau pada umumnya, hingga al haq nampak dan kebatilan dilumatkan. Agaknya ini adalah bukti kebenaran sabda Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam (yang artinya), “Akan tetap ada pada umatku kelompok yang menampakkan kebenaran (al haq), tidak memudharatkan mereka orang yang mencela atau menyelisihinya”
Beliau wafat pada hari Kamis, 27 Muharram 1420 H / 13 Mei 1999 M. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala merahmatinya. Amin.
 Beliau adalah yang mulia asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman
bin Muhammad bin Abdullah bin Baz -rohimahullah-. Dilahirkan di kota Riyadh,
pada tanggal 12 Dzulhijjah tahun 1330 H di tengah-tengah keluarga yang
mayoritasnya dikenal sebagai para penuntut ilmu.
--------------------------------------------------------------------------


      Beliau adalah yang mulia asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin
Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Baz -rohimahullah-. Dilahirkan di
kota Riyadh, pada tanggal 12 Dzulhijjah tahun 1330 H di tengah-tengah
keluarga yang mayoritasnya dikenal sebagai para penuntut ilmu.

      Penglihatan Samahah asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rohimahullah-
ketika masih kecil normal, namun baru pada tahun 1336 H beliau mengalami
gangguan pada kedua matanya sehingga penglihatannya kurang baik dan kemudian
sama sekali tidak dapat melihat pada permulaan bulan Muharram tahun 1350 H.

      Beliau tumbuh di bawah naungan tarbiyah agama yang mengutamakan
Kitabullah dan Sunnah NabiNya -sholallahualaihiwasallam- dan di bawah
gemblengan sebagian tokoh panutan keluarga. Al-Quran adalah nur yang
menerangi hidup beliau dimana pada permulaan langkahnya menuntut ilmu
dibarengi dengan menghafal Kitabullah sehingga ketika masih kecil dan belum
mencapai usia baligh, beliau sudah menghafalnya di luar kepala.

      Beliau mentransfer ilmu-ilmu syar'i dari para ulama besar di Riyadh
seperti Syaikh Muhammad bin Abdul Lathif Ali Syaikh, Syaikh Shalih bin Abdul
Aziz Ali Syaikh, Syaikh Sa'd bin Atiq, Syaikh Hamad bin Faris, Syaikh Sa'd
bin Waqqash Al-Bukhari dan Syaikh Muhammad bin Ibrahim Ali
Syaikh -rohimahullah-. Beliau terus menuntut ilmu hingga menempati posisi
yang menonjol di kalangan para ulama.

      Perjalanan Syaikh -rohimahullah- di dalam menuntut ilmu dan
menyumbangkannya dilalui secara bertahap pada beberapa posisi utama dimana
di sana beliau merupakan panutannya dan mendapatkan banyak pengalaman yang
menambah bagi kepribadian beliau, jangkauan yang lebih universal.

      Beliau -rohimahullah- bekerja sebagai qadhi (Hakim) di daerah
al-Kharaj mulai bulan Jumadal Akhirah tahun 1357 H dan terus dipegang hingga
akhir tahun 1371 H. Pada tahun 1372 H, beliau menjadi pengajar di al-Ma'had
al-'Ilmi di Riyadh selama satu tahun, lalu setelah itu pada tahun 1373 H
beralih mengajarkan materi ilmu fiqh, tauhid dan hadits pada kuliah Syariah
di Riyadh dan berlanjut selama tujuh tahun sejak berdirinya hingga tahun
1380 H.

      Pada tahun 1382 H, beliau dilantik menjadi wakil rektor Universitas
Islam Madinah (PUREK I) hingga tahun 1390 H, untuk selanjutnya pada tahun
itu juga menjadi rektornya hingga tahun 1395 H.

      Pada tanggal 14 Syawal tahun 1395 H, turunlah SK kerajaan untuk
menunjuk beliau sebagai ketua umum Lajnah Da'imah, setingkat menteri.

      Dan pada bulan Muharram tahun 1414 H, beliau dilantik sebagai Mufti
'Am kerajaan Arab Saudi dan kepala Badan Ulama Besar (Hai'ah Kibar
al-'Ulama) dan Lajnah Da'imah, setingkat menteri, hingga beliau
wafat -semoga Allah merahmati beliau dan menempatkannya pada SurgaNya nan
luas-.

      Beliau juga mengepalai, sekaligus menjadi anggota pada berbagai majlis
dan lembaga ilmiah serta keislaman, di antaranya sebagai kepala Badan Ulama
Besar, kepala badan pendiri Rabithah 'Alam Islami, kepala Dewan Tinggi
Internasional untuk urusan Masjid, kepala Lembaga Fiqh Islam (al-Mujamma'
al-Fiqh al-Islami) yang bermarkas di kota Mekkah al-Mukarramah, anggota
Dewan Tinggi Universitas Islam Madinah, anggota Badan Tinggi Urusan Dakwah
Islamiyyah, anggota Dewan Konsultan Seminar Internasional Para Pemuda Islam
(WAMY) dan banyak lagi majlis-majlis dan lembaga-lembaga keislaman lainnya.

      Beliau juga sering sekali menjadi ketua di dalam seminar-seminar
internasional yang diselenggarakan di kerajaan Arab Saudi dimana hal ini
memudahkan jalan bagi beliau untuk melakukan kontak dan saling bertukar
pandangan dengan kebanyakan da'i dan ulama Islam dari pelbagai belahan
dunia.

      Meskipun demikian banyak dan bervariasinya tanggung jawab yang harus
beliau emban, namun beliau tidak pernah lupa akan peran beliau sebagai
seorang ulama dan da'i, buktinya, beliau tetap sempat menelurkan karya-karya
tulisan dan buku-buku, di antaranya:
      - الفوائد الجلية في المباحث الفرضية (Dalam bidang ilmu Faraidh)
      - التحقيق والإيضاح لكثير من مسائل الحج والعمرة والزيارة
      - التحذير من البدع
      - Dua risalah ringkas seputar zakat dan puasa
      - العقيدة الموجزة وما يضادها
      - وجوب العمل بسنة الرسول صلى الله عليه وسلم
      - الدعوة إلى الله وأخلاق الدعاة
      - وجوب تحكيم شرع الله ونبذ ما خالفه
      - حكم السفور والحجاب ونكاح الشغار
      - الشيخ محمد بن عبد الوهاب؛ دعوته وسيرته
      - ثلاث رسائل في الصلاة
      - حكم الإسلام فيمن طعن في القرآن أو في رسول الله صلى الله عليه وسلم
      - Anotasi penting terhadap kitab Fath al-Bari (syarah shahih
al-Bukhari)
      - إقامة البراهين على حكم من استعان بغير الله أو صدق الكهنة والعرافين
      - الجهاد في سبيل الله
      - الدروس المهمة لعامة الأمة
      - Fatwa-fatwa yang berkenaan dengan hukum-hukum seputar haji, umrah
dan ziarah kubur
      - وجوب لزوم السنة والحذر من البدعة
      - dan banyak lagi yang lainnya berupa fatwa-fatwa dan risalah-risalah.

      Samahah asy-Syaikh Ibnu Baz juga memiliki kegiatan-kegiatan yang pada
di medan dakwah kepada Allah dan konsern terhadap urusan kaum Muslimin, di
antaranya; sumbangan beliau kepada beberapa lembaga dan Islamic Center yang
tersebar di berbagai penjuru dunia dan perhatian beliau yang serius terhadap
diskursus seputar tauhid dan kemurniannya serta berbagai kerancuan di dalam
urusan agama yang menggerogoti kaum Muslimin.

      Beliau memberikan perhatian secara khusus terhadap pengajaran
al-Qur'an al-Karim dan penghafalannya serta dorongan kepada lembaga-lembaga
Kebajikan Untuk Penghafalan al-Qur'an al-Karim agar melipat-gandakan kerja
keras mereka di bidang ini.

      Di samping itu, beliau juga konsern terhadap hal ihwal kaum Muslimin
di berbagai penjuru dunia dan antusias sekali untuk dapat memecahkan
problematika mereka, mencari solusinya, berpihak kepada
problematika-problematika mereka tersebut serta mendukungnya.

      Beliau memberikan kajian-kajian keislaman dan ceramah-ceramah yang
menanamkan konsep-konsel Islam yang benar ke dalam jiwa kaum Muslimin,
sebagai beliau juga banyak sekali tampil di berbagai mass media untuk
berdakwah, memberikan penyuluhan dan berfatwa. Selain itu, beliau juga
banyak sekali menulis artikel-artikel di majalah al-Buhuts al-Islamiyyah
(Studi-studi Keislaman).

      Pada tahun 1402 H, Mu'assasah al-Malik Faishal al-Khairiyyah (King
Faisal Foundation) menganugerahkan penghargaan Raja Faisal Internasional
untuk kategori pengabdian terhadap Islam kepada beliau atas jasa yang sangat
menonjol yang telah dilakukan oleh beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar